BULAN SIDEREAL DAN SINODIK.
.
Ivan Taniputera.
18 Agustus 2017.
.
Sebagai
praktisi ilmu Astrologi, kita perlu mengenal pula ilmu Astronomi.
Nicolaus Copernicus, Tycho Brahe, dan Johannes Kepler-tokoh-tokoh
ternama dalam bidang Astronomi, ternyata adalah para praktisi Astrologi.
Agar dapat menghasilkan ramalan yang lebih akurat, mereka lalu meneliti
gerakan benda-benda langit, sehingga menemukan berbagai hukum tersohor
dalam ilmu Astronomi. Dengan demikian, alangkah baiknya jika kita juga
mempelajari ilmu Astronomi.
.
Artikel kali ini akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan bulan sidereal dan bulan sinodik.
.
Bulan
Sidereal adalah waktu yang diperlukan oleh bulan berputar mengitari
bumi dalam satu lingkaran penuh atau 360 derajat. Sedangkan bulan bulan
sinodik adalah waktu yang diperlulan dari satu bulan baru ke bulan baru
berikutnya. Keduanya tidaklah memiliki rentang waktu yang sama. Mengapa
demikian? Jika kita mengambil kedudukan saat suatu bulan baru sebagai
acuan, maka saat bulan sudah mengitari bumi dalam satu lingkaran penuh,
bumi, bulan, dan matahari belumlah terletak segaris. Padahal letak
segaris itu merupakan syarat bagi bulan baru. Itulah sebabnya, bulan
harus bergerak sedikit lagi agar letaknya menjadi segaris dengan bumi
beserta matahari dan bulan baru terjadi kembali. Dengan demikian, bulan
sinodis lebih lama dibandingkan bulan sidereal. Agar jelasnya silakan
perhatikan gambar sebagai berikut.
.
.
Lama bulan sidereal adalah 27 hari, 7 jam, dan 43 menit atau 27, 32166 hari.
Lama bulan sinodik adalah 29 hari, 12 jam, dan 44 menit atau 29, 53059 hari.
Itulah sebabnya, bulan baru terjadi setiap kurang lebih 29,5 hari.
.
Oleh karenanya kita dapat menghitung bahwa bulan bergerak 360 derajat:27,32166 setiap harinya atau 13,176 derajat.
.
Dengan demikian, kita sudah mengenal mengenai bulan sidereal dan sinodik.