Kamis, 09 November 2017

BERBAGAI PERSAMAAN KURVA POLAR

BERBAGAI PERSAMAAN KURVA POLAR.
.
Ivan Taniputera.
9 November 2017.
.
  1. CISOID
.
Persamaan cisoid adalah sebagai berikut:
.
r(a) = 1/cos(a) - cos(a)
r(a) = sec(a) - cos(a)
.
Gambarnya adalah sebagai berikut.
.

.
2.STROFOID
.
Persamaannya strofoid adalah sebagai berikut:
.
r(a) = 1/cos(a) - kcos(a)
r(a) = sec(a) - kcos(a).
.
Dengan k > 1.
.
Gambarnya adalah sebagai berikut.
.

3. KARDIOID
.
Persamaan kardioid adalah sebagai berikut:
.
r(a) = 2pcos(a)+2q
Dengan p dan q adalah konstanta.
.
Gambarnya adalah sebagai berikut:
.

Sabtu, 19 Agustus 2017

BULAN SIDEREAL DAN SINODIK

BULAN SIDEREAL DAN SINODIK.
.
Ivan Taniputera.
18 Agustus 2017.
.
Sebagai praktisi ilmu Astrologi, kita perlu mengenal pula ilmu Astronomi. Nicolaus Copernicus, Tycho Brahe, dan Johannes Kepler-tokoh-tokoh ternama dalam bidang Astronomi, ternyata adalah para praktisi Astrologi. Agar dapat menghasilkan ramalan yang lebih akurat, mereka lalu meneliti gerakan benda-benda langit, sehingga menemukan berbagai hukum tersohor dalam ilmu Astronomi. Dengan demikian, alangkah baiknya jika kita juga mempelajari ilmu Astronomi.
.
Artikel kali ini akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan bulan sidereal dan bulan sinodik.
.
Bulan Sidereal adalah waktu yang diperlukan oleh bulan berputar mengitari bumi dalam satu lingkaran penuh atau 360 derajat. Sedangkan bulan bulan sinodik adalah waktu yang diperlulan dari satu bulan baru ke bulan baru berikutnya. Keduanya tidaklah memiliki rentang waktu yang sama. Mengapa demikian? Jika kita mengambil kedudukan saat suatu bulan baru sebagai acuan, maka saat bulan sudah mengitari bumi dalam satu lingkaran penuh, bumi, bulan, dan matahari belumlah terletak segaris. Padahal letak segaris itu merupakan syarat bagi bulan baru. Itulah sebabnya, bulan harus bergerak sedikit lagi agar letaknya menjadi segaris dengan bumi beserta matahari dan bulan baru terjadi kembali. Dengan demikian, bulan sinodis lebih lama dibandingkan bulan sidereal. Agar jelasnya silakan perhatikan gambar sebagai berikut.
.


.
Lama bulan sidereal adalah 27 hari, 7 jam, dan 43 menit atau 27, 32166 hari.
Lama bulan sinodik adalah 29 hari, 12 jam, dan 44 menit atau 29, 53059 hari.
Itulah sebabnya, bulan baru terjadi setiap kurang lebih 29,5 hari.
.
Oleh karenanya kita dapat menghitung bahwa bulan bergerak 360 derajat:27,32166 setiap harinya atau 13,176 derajat.
.
Dengan demikian, kita sudah mengenal mengenai bulan sidereal dan sinodik.

Kamis, 17 Agustus 2017

MEMECAHKAN TEKA-TEKI MATEMATIKA ANGKA BOLA BILIAR BERJUMLAH 30

MEMECAHKAN TEKA-TEKI MATEMATIKA ANGKA BOLA BILIAR BERJUMLAH 30.
.
Ivan Taniputera.
15 Agustus 2017.
.
Saya baru saja mendapatkan teka teki matematika sebagai berikut.
.


.
Teka-teki tersebut jika dituangkan dengan kata-kata kurang lebih bunyinya adalah sebagai berikut. Kita diberikan delapan bola biliar masing-masing berangka: 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15. Selanjutnya, kita diminta memilih tiga bola yang yang angkanya berjumlah 30.
.
Jika kita menggunakan cara berpikir konvensional, tentu tidak akan ketemu. Beberapa orang, mungkin akan mencoba solusi sebagai berikut.
  1. Misalkan salah satu bola adalah 15; maka kedua bola lainnya harus mempunyai angka yang dapat dijumlahkan menjadi 15. Jadi, misalkan bola yang satu adalah 13, maka satunya harus berangka 2, yang ternyata tidak ada. Misalkan satunya bola berangka 11, maka satunya harus berangka 14, yang ternyata juga tidak ada. Misalkan bola yang satu berangka 9, maka bola satunya harus berjumlah 6; yang ternyata juga tidak ada. Jika bola yang satu berangka 7, maka bola satunya harus berangka 8; yang ternyata juga tidak ada. Jika bola yang satu berangka 5, maka bola satunya lagi harus berangka 10, yang ternyata juga tidak ada. Selanjutnya, bila bola yang satu berangka 3, maka yang satunya lagi harus berangka 12; yang ternyata juga tidak ada. Apabila bola yang satu berangka 1, maka satunya lagi harus berangka 14; yang ternyata tidak ada. Kesimpulannya, bola berangka 15 sudah pasti bukan jawabannya.
  2. Kita dapat melanjutkan dengan bola berangka 13. Apabila salah satu bola berangka 13, maka kedua bola lainnya harus mempunyai angka yang dapat dijumlahkan menjadi 17. Bila salah satu 15, maka satunya harus 2 (tidak ada). Kita dapat merumuskan kemungkinannya sebagai berikut.
11-6 (tidak ada)
9-8 (tidak ada)
7-10 (tidak ada)
5-12 (tidak ada)
3-14 (tidak ada)
1-16 (tidak ada).
.
3. Kita dapat melanjutkan dengan bola berangka 11 dan seterusnya.
Ternyata kita tidak menemukan angka-angka yang sesuai.
Biasanya orang akan kebingungan. Lalu apakah jawabannya?
Seperti yang telah diungkapkan di atas, bila kita menerapkan cara berpikir konvensional, maka jawabannya tidak akan kita temukan.
Jawabannya sangat sederhana. BALIKLAH BOLA BERANGKA 9, SEHINGGA ANDA MENDAPATKAN BOLA BERANGKA 6. Jadi bola yang berangka 9 itu seharusnya berangka 6.
.
Dengan demikian, jawabannya adalah bola berangka 6, 11, dan 13. Untuk jelasnya silakan amati gambar sebagai berikut.
.


Jumat, 04 Agustus 2017

BUKTI POSTULAT EUCLIDES

BUKTI POSTULAT EUCLIDES
.
Ivan Taniputera.
4 Agustus 2017.
.
Euclides menyatakan dalam postulatnya, bahwa di antara dua titik hanya dapat dibuat satu garis saja.
.
Saya akan mencoba membuktikan hal ini secara matematis.
.
Misalkan terdapat titik P (a,b) dan Q (c,d). Dengan sumbu x dan sumbu y pada sistim koordinat sembarang.
.
Sudut α adalah sudut yang dibentuk antara garis dan sumbu x. Gambarnya adalah sebagai berikut.
.

Tangen α dirumuskan sebagai (d-b)/(c-a).
.
Karena a,b,c, dan d masing-masing adalah konstanta.
.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil Tangen α adalah juga konstanta.
.
Jadi, jika a,b,c, dan d adalah konstanta, sehingga Tangen α juga konstanta, maka hanya dimungkinkan satu sudut dengan sumbu x saja yang dapat dibentuk oleh garis antara dua titik. 
.
Apabila dimungkinkan satu sudut saja yang terbentuk, kesimpulannya juga hanya satu garis saja yang mungkin terbentuk.
.
Dengan demikian, postulat Euclides telah terbukti.

Minggu, 21 Mei 2017

PENYELESAIAN BEBERAPA SOAL MATEMATIKA (TOPIK: KOMPOSISI MATEMATIKA (TOPIK: KOMPOSISI FUNGSI DAN TRIGONOMETRI)

PENYELESAIAN BEBERAPA SOAL MATEMATIKA (TOPIK: KOMPOSISI FUNGSI DAN TRIGONOMETRI)
.
Ivan Taniputera.
18 Mei 2017.
.
1. Jika (f o g) = x^2 + 4x - 9 dan f(x) = x+3. Tentukan g(x).
Jawab:
.
Ini adalah soal komposisi fungsi.
Karena f o g merupakan fungsi kuadrat dan f(x) merupakan fungsi linear; maka g(x) sudah pasti merupakan fungsi kuadrat.
Kita misalkan g(x) = ax^2+bx+c
Masukkan g(x) ke f(x).
(f o g) (x) = (ax^2+bx+c) + 3
= ax^2 + bx + (c+3)
.
Jadi a = 1; b = 4
.
c+3 = -9; sehingga c = -12.
.
Oleh karenanya g(x) = x^2 + 4x - 12.
.
2. Diketahui f(x) = 1/2 x - 1 dan g(x) = 2x + 4. Tentukan (g o f)^-1(6).
.
Jawab:
.
Tentukan (g o f) terlebih dahulu:
(g o f) = 2 (1/2x - 1) + 4
= x - 2 + 4
= x + 2
.
Kini tentukan fungsi inversnya.
.
y = x + 2
x = y - 2
.
Jadi (g o f)^-1 (x) = x - 2.
.
(g o f)^-1 (6) = 4
.
3. Apabila n.tg 45⁰ .cos 60⁰ = sin 60⁰.cotg 60⁰. Hitunglah n.
.
Jawab:
.
Kita hitung dahulu nilai masing-masing.
.
n.1.1/2 = 1/2V3.1/3V3
.
CATATAN: V = tanda akar.
.
1/2.n = 1/2
Jadi n = 1
.
4. Tangen x = 1/V7. Tentukan nilai ((cosec^2(x)-sec^2(x))/(cosec^(x)+sec^2(x)).
.
Jawab:
Kita hitung dulu nilai secan (x) dan cosecan (x). 
Secan = sisi miring/sisi pada sudut
Cosecan = sisi miring / sisi di hadapan sudut.
.
Buat dulu gambar segitiganya. Ingat bahwa Tangen adalah sisi di hadapan sudut dibagi sisi pada sudut itu.
.


.
Secan (x) = V8/V7
Cosecan (x) = V8/1 atau V8.
.
Kemudian tinggal kita hitung saja.
.
= ((V8)^2-(V8/V7)^2)/((V8)^2+(V8/V7)^2)
= (8 - 8/7)(8+8/7)
= (48/7)(64/7)
= 3072/49

MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA MENGENAI PEMBUKTIAN BAHWA ANGKA HASIL PALING TIDAK DIAKHIRI DENGAN DUA ANGKA NOL

MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA MENGENAI PEMBUKTIAN BAHWA ANGKA HASIL PALING TIDAK DIAKHIRI DENGAN DUA ANGKA NOL.
.
Ivan Taniputera.
17 Mei 2017.
.
Saya menemukan soal sebagai berikut:
.
“ Buktikan bahwa (81^100).(121^100)-1 hasilnya diakhiri paling tidak dengan dua angka 0.”
.
Saya akan memecahkan soal tersebut sebagai berikut.
.
(81^100).(121^100)-1 = ((9^2)^100).((11^2)^100)-1
= 99^200-1
= 99^200-1^200 [Satu dipangkatkan berapa saja tetap 1].
=((99)^2)^100 - ((1)^2)^100)
.
Kita akan menggunakan rumus:
.
p^a - q^a = (p-q)(p^(a-1) + (p^(a-2).q) + .........)
.
Jadi ((99^2)^100 - ((1^2)^100) = (99^2-1^2).((99^2)^99 + (99^2)^98.1 + ............)
.
Kita akan menggunakan rumus:
.
p^2-q^2 = (p+q).(p-q)
.
= (99 + 1).(99 - 1).((99^2)^99 + (99^2)^98.1 + ............)
= (100).(98).((99^2)^99 + (99^2)^98.1 + ............)
.
Perhatikan bahwa terdapat 100 sebagai faktor. Perkalian dengan 100 paling tidak akan memberikan hasil yang diakhiri dengan dua angka nol.
.
Sebagai tambahan, kita juga dapat menyimpulkan bahwa hasilnya pasti dapat dibagi atau merupakan kelipatan 98.

Senin, 15 Mei 2017

BERAPAKAH JUMLAH ANGKA NOL DI BELAKANG 2017! (FAKTORIAL)?

BERAPAKAH JUMLAH ANGKA NOL DI BELAKANG 2017! (FAKTORIAL)?
.
Ivan Taniputera.
15 Mei 2017.
.


Pada kesempatan kali ini kita akan memecahkan soal berapakah jumlah angka 0 di belakang 2017!. Adapun yang dimaksud dengan 2017! adalah 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x.........x 2015 x 2016 x 2017. Tentu saja ini akan menghasilkan sebuah bilangan yang sangat besar. Menghitung secara manual akan menghabiskan terlalu banyak waktu. Oleh karenanya, kita akan menerapkan metoda yang efisien dalam memecahkan soal tersebut.
.
Pertama-tama kita perlu memahami bagaimana jumlah angka 0 bertambah pada hasil setiap faktorial. Pertambahan angka 0 diperoleh dari setiap perkalian antara 2 x 5 dalam proses perhitungan hasil faktorial. Namun karena kelipatan 5 lebih sedikit dibandingkan kelipatan 2, maka kita cukup menghitung ada berapa total perpangkatan faktor lima pada 2017!. Dalam bahasa sederhana total angka perpangkatan faktor 5 kita sebut sebagai jumlah”kemunculan” angka 5. Jumlah kemunculan angka 5 ini identik dengan jumlah angka 0 di belakang hasil faktorial sebuah bilangan.
.
Agar jelasnya, silakan perhatikan contoh sebagai berikut.
.
10! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x 7 x 8 x 9 x 10.
.
Kita cari bilangan yang merupakan kelipatan 5, yakni 5 dan 10.
Sepuluh jika difaktorkan adalah 2 x 5. Jadi, kita boleh menuliskan sebagai berikut:
,
10! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x 7 x 8 x 9 x (2x5).
10! = (5^2) x 2 x 1 x 2 x 3 x 4 x 6 x 7 x 8 x 9.
,
Total perpangkatan angka 5 adalah 2. Dalam bahasa sederhananya kita sebut pada 10!, angka 5 “muncul” dua kali. Oleh karenanya kita boleh menyimpulkan bahwa 10! hasilnya akan diakhiri oleh dua angka nol. Ternyata hasilnya adalah 3628800. Jadi benar bahwa di belakangnya diikuti oleh dua angka nol.
.
Sebagai contoh berikutnya kita akan menghitung 30!.
.
30! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x 7 x 8 x 9 x.........x 28 x 29 x 30.
.
Kita cukup memperhatikan bilangan kelipatan lima saja; yakni:
.
5, 10, 15, 20, 25, dan 30.
.
5 = 1 x 5
10 = 2 x 5
15 = 3 x 5
20 = 4 x 5
25 = 5^2
30 = 5 x 6
.
Kita boleh menuliskan: 30! = (5^7) x 2x 3 x 4 x 6 x 1 x 2 x 3 x 4 x 6 x 7 x 8 x 9 x 11 x 12 x.........29
Jadi secara total angka 5 “muncul” 7 kali. Oleh karenanya, 30! akan diikuti oleh tujuh angka 0. Ternyata hasilnya adalah 265252859812191058636308480000000. Jadi, memang benar hasilnya diikuti oleh tujuh angka 0.
.
Kini kita akan menerapkan metoda di atas pada 2017!.
.
Bilangan yang mempunyai faktor lima atau kelipatan lima ini dapat kita rumuskan menjadi:
.
(5^n).x.
Contoh 75 = 5^2 x 3 (n=2 dan x=3) atau 100 = 5^2 x 4 (n=2 dan x = 4)
.
Dengan x dan n merupakan anggota bilangan bulat dan x bukan kelipatan 5.
Jadi n ini bisa 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Sedangkan x bisa 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, dan seterusnya.
.
Pertama-tama kita akan mencari berapa nilai n tertinggi yang mungkin.
kita misalkan x = 1 terlebih dahulu.
.
5^2 = 25
5^3 = 125
5^4 = 625
5^5 = 3125 (tidak memenuhi, karena lebih besar dibandingkan 2017).
.
Nilai n terbesar yang mungkin adalah 4.
.
Untuk nilai n = 4, nilai x terbesar yang mungkin adalah 3; dengan 5^4 x 3 = 1875. Jika x = 4, maka nilainya akan menjadi 2500, dimana ini tidak berlaku karena lebih besar dibandingkan 2017. Kini untuk n = 4, kita akan menghitung berapa jumlah bilangan kelipatan lima yang mungkin. Untuk n = 4, maka nilai x yang mungkin adalah 1, 2 dan 3. Jadi dalam hal ini ada 3 bilangan kelipatan 5 dengan n = 4.
.
Kini kita akan menghitung untuk n = 3.
.
Untuk n = 3, nilai x terbesar yang mungkin adalah 16. Jadi, nilai x yang mungkin adalah 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16; yakni sejumlah 13. Terdapat 13 bilangan kelipatan 5 dengan n = 3.
.
Kita akan menghitung untuk n = 2.
.
Untuk n = 2, nilai x terbesar yang mungkin adalah 79. Jumlah nilai x yang mungkin adalah 64 bilangan (semua bilangan kelipatan lima dari 1 hingga 79 telah dibuang). Jadi terdapat 64 bilangan kelipatan 5 dengan n = 2.
.
Kita akan menghitung untuk n = 1
.
Untuk n = 1, nilai x terbesar yang mungkin adalah 403. Jumlah nilai x yang mungkin adalah 323 bilangan (semua bilangan kelipatan lima dari 1 hingga 403 telah dibuang). Jadi terdapat 323 bilangan kelipatan 5 dengan n = 1
Kini kita akan menghitung berapa kali secara keseluruhan faktor 5 dipangkatkan.
.
  • Untuk n = 4 terdapat 3 bilangan. Jadi secara total 5 dipangkatkan 12 (5^12).
  • Untuk n = 3 terdapat 13 bilangan. Jadi secara total 5 dipangkatkan 39 (5^39).
  • Untuk n = 2 terdapat 64 bilangan. Jadi secara total 5 dipangkatkan 128 (5^128).
  • Untuk n = 1 terdapat 323 bilangan. Jadi secara total 5 dipangkatkan 323 (5^323).
.
Kini tinggal kita jumlahkan berapa keseluruhan “kemunculan” bilangan lima bagi n = 1 hingga 4. Hasilnya adalah: 12 + 39 + 128 + 323 = 502.
.
Karenanya kita boleh menuliskan:
.
2017! = (5^502) x 1 x 2 x 3 x 4 x 6 x 7 x 8 x 9 x 11 x 12 x 13 x 14 x 16 x 17 x 18 x 19 x 21 x......x 2017.
.
Dengan demikian 2017! akan menghasilkan bilangan yang diikuti oleh 502 angka 0. Kita sudah memecahkan soal ini. Apabila menggunakan cara manual, kemungkinan Anda akan menghabiskan waktu bertahun-tahun! Bayangkan suatu bilangan yang sangat besar dengan diikuti oleh 502 angka 0!

Minggu, 14 Mei 2017

MEMECAHKAN PARADOX PEMBOHONG (LIAR PARADOX)

MEMECAHKAN PARADOX PEMBOHONG (LIAR PARADOX)
.
Ivan Taniputera.
15 Mei 2017.
.
Hari ini saya menjumpai komik sebagai berikut.
.

.
Ternyata gambar itu membicarakan mengenai “paradoks pembohong” (liar paradox). Ini merupakan salah satu teka-teki dan logika filsafat klasik di dunia. Beberapa orang sudah memberikan pemecahannya, namun kali ini saya akan mencoba mengemukakan pemecahan berdasarkan pemikiran saya sendiri.
.
Bagi yang belum memahami apa itu “paradoks pembohong” saya akan memaparkannya secara singkat dan sederhana.
.
Terdapat seseorang pembohong yang seluruh perkataannya adalah kebohongan. Suatu kali ia mengatakan sesuatu seperti “aku pembohong” atau “pernyataan ini salah.” Permasalahannya adalah sebagai berikut. Bila pernyataan “aku pembohong” adalah benar, maka yang dikatakannya itu adalah bukan kebohongan. Dengan demikian pernyataan di atas, yakni “seluruh perkataannya adalah kebohongan” tidak lagi berlaku. Terjadi kontradiksi di sini. Begitu pula bila pernyataan itu dianggap kebohongan, maka yang benar adalah ia sesungguhnya bukan pembohong. Jadi, terjadi pula kontradiksi di sini.
.
Ringkasnya:
.
Jika “aku pembohong” bernilai BENAR (TRUE), maka ia telah mengatakan hal yang sebenarnya. Jadi definisi bahwa “seluruh perkataannya adalah kebohongan” menjadi bernilai SALAH (FALSE).
Jika “aku pembohong” bernilai SALAH (FALSE), maka ia adalah “bukan pembohong” sehingga juga bertentangan pula dengan definisinya.
.
Begitu pula, bila “pernyataan ini salah” bernilai BENAR (TRUE), maka ia telah mengatakan hal yang sebenarnya, yakni hal itu memang salah. Jadi definisi bahwa “seluruh perkataannya adalah kebohongan” menjadi bernilai SALAH (FALSE).
Jika “pernyataan ini salah” bernilai SALAH (FALSE), maka pernyataan itu menjadi benar. Dengan demikian, ia telah mengatakan sesuatu yang benar. Definisi bahwa seluruh perkataannya adalah kebohongan menjadi tidak berlaku atau bertentangan dengan definisinya.
.
Versi lain paradoks ini yang pernah saya jumpai adalah mengenai Pinokio. Jika Pinokio mengatakan, “aku pembohong,” hidungnya akan bertambah panjang atau pendek? Sebagaimana yang telah kita ketahui, jika berbohong Pinokio akan bertambah panjang hidungnya.
.
Pemecahan saya adalah sebagai berikut. Dalam matematika mustahil ada sesuatu yang bertentangan dengan definisinya. Analogi sederhananya adalah sebagai berikut. Bilangan bulat ganjil tidak dapat dibagi dua, maka artinya peluang menemukan bilangan bulat ganjil yang dapat dibagi dua adalah nol. Setiap bilangan bulat pasti genap atau ganjil. Tidak ada pula bilangan yang sekaligus genap dan ganjil. Jadi, peluang menemukan bilangan yang genap dan ganjil sekaligus juga sama dengan nol. Selanjutnya, tidak ada pula bilangan bulat yang bukan ganjil dan juga bukan genap. Menemukan bilangan bulat yang bukan ganjil dan juga bukan genap adalah mustahil. Peluang menemukannya sama dengan nol pula. Jadi, pernyataan “bilangan bulat ganjil yang dapat dibagi dua,” “bilangan bulat yang sekaligus ganjil dan genap” dan “bilangan bulat yang bukan ganjil dan juga bukan genap” adalah kemustahilan serta bersifat ambigu. Semua itu dikarenakan pertentangan dengan definisinya.
.
Analogi lain adalah lingkaran. Lingkaran dalam matematika didefinisikan sebagai himpunan seluruh titik yang berjarak sama dengan sebuah titik pusat, yang dalam hal ini disebut titik pusat lingkaran. Apakah ada lingkaran yang berbentuk persegi? Jawabnya tidak ada, karena akan bertentangan dengan definisi di atas. Titik-titik pada sebuah persegi mustahil semuanya akan mempunyai jarak yang sama dengan suatu titik pusat. Apakah ada lingkaran yang sekaligus persegi? Jawabnya tidak ada, karena itu merupakan sesuatu yang ambigu. Kesimpulannya, definisi menghindarkan sesuatu yang bersifat ambigu. Dengan kata lain, sesuatu yang bersifat ambigu akan “ditapis” atau “disaring” keluar.
.


.
Kembali pada paradoks di atas. Apabila definisi sudah jelas menyatakan “seluruh perkataannya adalah kebohongan,” maka pernyataan bersifat ambigu seperti “aku pembohong” mustahil dinyatakan oleh seseorang yang “seluruh perkataannya adalah kebohongan.” Begitu pula mustahil terdapat bilangan bulat yang sekaligus ganjil dan genap atau bilangan bulat yang bukan ganjil dan genap. Peluang seseorang yang seluruh perkataannya adalah kebohongan menyatakan “aku pembohong” adalah sama dengan nol.

Minggu, 16 April 2017

HUBUNGAN ANTARA MASSA PLANET DAN JUMLAH SATELIT

HUBUNGAN ANTARA MASSA PLANET DAN JUMLAH SATELIT.
.
Ivan Taniputera.
16 April 2017.
.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas mengenai hubungan antara massa planet dan jumlah satelit yang dimilikinya. Pertama-tama saya akan memaparkan massa masing-masing planet beserta jumlah bulan yang dimilikinya.
.
  • Merkurius: massa: 0.055 x massa Bumi. Jumlah satelit: 0
  • Venus: massa: 0.815 x massa Bumi. Jumlah satelit: 0
  • Bumi: massa: 1 x massa Bumi. Jumlah satelit: 1
  • Mars: massa: 0.107 x massa Bumi. Jumlah satelit: 2
  • Jupiter: massa: 317.8 x massa Bumi. Jumlah satelit: 67
  • Saturnus: massa: 95.159 x massa Bumi. Jumlah satelit: 62
  • Uranus: massa: 15.536 x massa Bumi. Jumlah satelit: 27
  • Neptunus: massa: 17.147 x massa Bumi. Jumlah satelit: 14
  • Pluto: massa: 0.183 x massa Bumi. Jumlah satelit: 5
.
Sebagai catatan: Jumlah satelit mungkin saja akan berubah seiring berjalannya waktu, yakni dengan ditemukannya satelit-satelit baru yang belum diketahui sebelumnya. Kedua, Pluto tetap saya masukkan sebagai planet.
.
Kita akan menuangkan hubungan tersebut dalam bentuk grafik.
.

.
Meski nampak adanya kecenderungan planet dengan massa lebih besar mempunyai banyak satelit; tetapi tidak ada hubungan langsung antara massa dengan jumlah satelit. Sebagai contoh, Mars yang mempunyai massa lebih kecil dibanding Bumi justru mempunyai satelit lebih banyak dibanding bumi. Pluto yang mempunyai massa jauh lebih kecil dibanding Bumi, justru mempunyai lima buah satelit.
.
Dengan demikian, terdapat banyak faktor yang menentukan jumlah satelit. Nampaknya jumlah satelit itu merupakan kebetulan saja. Hanya saja, massa yang lebih besar memperbesar atau meningkatkan peluang suatu planet menangkap benda langit lain yang melintas dan menjadikannya sebagai satelit. Jadi, fungsi massa di sini hanya meningkatkan peluang suatu planet mempunyai lebih banyak satelit, tetapi bukan satu-satunya penentu.
.
Lebih jauh lagi, menurut rumus hukum gravitasi universal Newton yang memerikan besarnya gaya tarik menarik antara dua benda; yakni:
.
F = G.m1.m2/r^2
.
G = konstanta gravitasi
m1 dan m2 = massa
r = jarak kedua benda
.
jelas sekali bahwa semakin besar m1 atau m2, semakin besar pula gaya tarik menarik antara dua benda tersebut. Bila dikaitkan dengan jumlah satelit yang dimiliki suatu planet, maka besarnya gaya tarik itu berperan sebagai berikut:
.
1) Menarik benda-benda langit yang melintas dengannya dan menjadikan benda langit tersebut sebagai satelit.
2) Mempertahankan satelit yang telah dimilikinya.
.
Jadi, wajar saja jika planet dengan massa yang besar mempunyai peluang mempunyai lebih banyak satelit.

Kamis, 02 Februari 2017

JAWABAN SOAL REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)

JAWABAN SOAL REDUKSI OKSIDASI (REDOKS).
.
Ivan Taniputera.
30 Januari 2017
.
PERTANYAAN:
.
Diberikan reaksi kimia sebagai berikut:
Cr + H2SO4 ===> Cr2(SO4)3 + SO2 + H2O
Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi, dan hasil oksidasi.
.
JAWABAN:
.
Pertama-tama kita menentukan terlebih dahulu unsur-unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi. Adapun yang dimaksud dengan unsur mengalami oksidasi adalah unsur yang naik bilangan oksidasinya. Sedangkan unsur mengalami reduksi jika bilangan oksidasinya turun. Biasanya dalam soal yang mengalami oksidasi dan reduksi adalah unsur-unsur selain H dan O. H mempunyai bilangan oksidasi +1; sdangkan O mempunyai bilangan oksidasi +2.
.
Dalam hal ini yang kita perhatikan adalah Cr dan S. Kita amati Cr terlebih dahulu. 
.
Cr pada ruas kiri mempunyai muatan 0, sehingga bilangan oksidasinya adalah 0
Kini kita akan menghitung berapa bilangan oksidasi Cr pada ruas kanan. Cr terdapat pada Cr2(SO4)3. Kita pisahkan ionnya Cr +3 dan (SO4) -2. Jadi bilangan oksidasi Cr di ruas kanan adalah +3.
Jadi Cr mengalami oksidasi karena naik bilangan oksidasinya dari 0 ke +3.
.
Kita beralih pada S.
S di ruas kiri terdapat pada H2SO4. Kita pisahkan atas ion-ionnya: H +1 dan (SO4) -2. Kita misalkan bilangan oksidasi S adalah x. Jadi berlaku: x + 4(-2) = -2. Maka x = +6. Bilangan oksidasi S di ruas kanan adalah +6. 
.
Sebagai penjelasan tambahan 4(-2) berasal dari bilangan oksidasi O, yakni -2. Karena ada 4 O, maka 4(-2). Sama dengan -2, karena bilangan oksidasi SO4 secara keseluruhan adalah -2. 
.
S di ruas kanan terdapat pada SO2. Misalkan bilangan oksidasi S di ruas kanan adalah y. Jadi berlaku: y + 2(-2) = 0; maka y = +4. Bilangan oksidasi S di ruas kanan adalah +4.
Jadi S mengalami reduksi karena turun bilangan oksidasinya dari +6 ke +4
.
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi, yakni H2SO4.
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi, yakni Cr.
Cr mengalami oksidasi menjadi Cr2(SO4)3; jadi hasil oksidasi adalah Cr2(SO4)3.
H2SO4 mengalai reduksi menjadi SO2; jadi hasil reduksi adalah SO2.
.




Mudah bukan?

Sabtu, 21 Januari 2017

PENYELESAIAN SOAL-SOAL LOGIKA

PENYELESAIAN SOAL-SOAL LOGIKA.
.
Ivan Taniputera.
21 Januari 2017
.
1) Jika nilai semua siswa pulang maka tidak ada pelajaran. Tentukan ingkarannya.
.
Jawaban:
.
Kita akan menggunakan rumus:
.
~(p→q)≡ (p ᴧ ~q)
.
Jadi ingkarannya adalah: semua siswa pulang dan ada pelajaran.
.
2) (∀ a)(a^2+1<2), a E R. Tentukan nilai kebenarannya.
.
Dibaca: untuk semua a, maka nilai a kuadrat ditambah satu adalah lebih kecil dibandingkan 2; a adalah anggota bilangan riil. 
.
2) (∀ a)(a^2+1<2), a E R. Tentukan nilai kebenarannya.
.
Dibaca: untuk semua a, maka nilai a kuadrat ditambah satu adalah lebih kecil dibandingkan 2; a adalah anggota bilangan riil. 
.
Nilai kebenaran pernyataan ini adalah salah. Pembuktiannya adalah sebagai berikut:
.
a^2+1 < 2
a^2-1 < 0
(a+1)(a-1) < 0
.
Untuk a< -1 dan a > 1 nilainya akan selalu lebih besar 0 (positif). Sedangkan untuk -1 < a < 1 nilainya akan selalu lebih kecil 0 (negatif). Tidak semua nilainya lebih kecil 0. Jadi tidak semua nilai a kuadrat ditambah 1 akan lebih kecil dibandingkan 2.
.


.



Kamis, 19 Januari 2017

MEMBACA PRINCIPIA KARYA SIR ISAAC NEWTON

MEMBACA PRINCIPIA KARYA SIR ISAAC NEWTON.
.
Ivan Taniputera.
19 Januari 2017
.
Sebagian besar di antara kita, tentunya telah mengenal Sir Isaac Newton (1643-1727) semenjak dari bangku sekolah. Kita barangkali telah mengetahui bahwa, ia merupakan penulis karya tersohor dalam bidang matematika serta fisika berjudul “Principia.” Sebenarnya itu merupakan singkatan dari judul berbahasa Latin “Philosophiae Naturalis Principia Mathematica,” yang bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan berbunyi “Prinsip-prinsip Matematika Dalam Filsafat Alam.” Saya tiba-tiba saja tertarik membaca karya tersebut untuk mengetahui apakah di masa sekarang masih diperlukan membacanya. Beruntunglah di era Internet ini, berbagai karya terkemuka di zaman dahulu dapat dengan mudah dijumpai. Karya Newton ini memberikan sumbangsih berharga pada berbagai cabang sains, seperti astronomi, mekanika, matematika, dan lain sebagainya.
.
Newton membuka karyanya dengan suatu definisi, yang disebutnya Definisi Pertama:
.
“Kuantitas materi adalah ukuran sama yang timbul dari massa jenis dan isi secara bersamaan.”
.
Saya mencoba memahami apa yang dimaksud Isaac Newton dengan definisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa jika massa jenis udara digandakan dengan ruang yang ditempatinya (maksudnya volume) juga digandakan, maka kuantitasnya akan menjadi rangkap empat. Apabila volumenya dibuat rangkap tiga (massa jenis tetap digandakan sebagaimana disebutkan sebelumnya), maka kuantitasnya akan menjadi rangkap enam. Kuantitas materi ini dengan demikian adalah sesuatu yang kini lebih kita kenal dengan massa. Newton sedang menjelaskan mengenai hubungan antara massa, massa jenis, dan volume; yakni melalui rumus yang kini kita kenal sebagai:
.
massa = massa jenis x volume.
m = ρ .V
.
Rumus ini tentu sudah kita kenal sejak duduk di bangku SMP. Newton menambahkan pula bahwa apa yang disebut massa ini berbanding lurus (proporsional) dengan beratnya. Hal ini tentu sudah kita kenal melalui rumus:
.
W = m. g
.
Kita akan melanjutkan dengan definisi kedua Newton:
.
“Kuantitas gerak adalah ukuran sama, yang timbul dari kecepatan dan kuantitas materi (massa) secara bersamaan. “
.
Ia menambahkan, jika suatu materi massanya digandakan tetapi kecepatannya tetap, maka kuantitas geraknya akan menjadi dua kali lipat (digandakan pula). Apabila kecepatannya juga digandakan dua kali lipat, maka kuantitas geraknya akan menjadi empat kali lipat. Nampaknya apa yang kita kenal sebagai kuantitas gerak ini adalah momentum atau p, yang dirumuskan sebagai:
.
Momentum = massa x kecepatan.
.
p = m.v
.
Kita melanjutkan lagi pada Definisi Ketiga. Definisi ketiga Newton inilah yang ternyata kita kenal sebagai Hukum Newton Pertama dalam buku-buku fisika:
.
“Gaya yang terdapat dalam sebuah materi, adalah kekuatan untuk melawan, dimana setiap benda pada keadaannya saat itu, berupaya mempertahankan keadaannya, baik itu saat diam atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap dalam suatu garis lurus.”
.
Hal ini yang kita kenal dengan sifat kelembaman benda. Efeknya nampak saat mobil mengerem secara mendadak, dimana kita akan tersentak maju ke depan, atau saat mobil menambah kecepatan kita akan serasa terdorong ke belakang. Newton menyebut sifat ini dalam bahasa Latin sebagai vis inertiae atau “gaya tidak aktif” (inactivity force).
.
Definisi keempat Newton berbunyi:
.
“Gaya yang dikerahkan adalah upaya diberikan pada sebuah benda, guna mengubah keadaannya; baik itu dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan.”
Newton menjelaskan bahwa gaya itu hanya berupa tindakan saja dan tidak lagi ada jika tindakan tersebut tidak lagi diberikan. Mungkin inilah kita yang kini kita sebut dengan “gaya luar” F.
.
Sampai di sini dahulu pembacaan saya terkait Principia karya Isaac Newton karena hari sudah larut malam. Pembacaan akan saya lanjutkan di lain kesempatan. Tentunya karya ini akan sangat menarik bagi para penggemar fisika.

Minggu, 08 Januari 2017

MENENTUKAN NILAI PI BERDASARKAN TEOREMA LIMIT

MENENTUKAN NILAI PI PERDASARKAN TEOREMA LIMIT.
.
Ivan Taniputera.
8 Januari 2017
.
.
Misalkan kita mempunyai segi-n beraturan yang terbagi menjadi segitiga-segitiga sejumlah n. Tinggi masing-masing segitiga itu kita misalkan T. Jari-jari segi-n beraturan itu kita beri nama R. Sudut segitiga yang berimpit dengan titik pusat segi-n beraturan adalah 360 derajat/n; yakni sudut satu lingkaran penuh dibagi dengan jumlah n-segi.
.
Kita dapat menyimpulkan bahwa T = R.Cos (180 derajat/n).
Alas segitiga = 2. R.Sin (180 derajat/ n).
.
Keliling segi-n beraturan itu akan menjadi 2.n.R.Sin (180 derajat/ n); yakni panjang alas masing-masing segitiga dikalikan dengan jumlah segi (n).
Perbandingan antara keliling segi-n beraturan dan 2T = 2.n.R.Sin (180 derajat/n)/2.R.Cos (180 derajat/n).
= n.Sin (180 derajat/n)/Cos (180 derajat/n).
.
Apabila nilai n semakin besar, maka bentuknya akan semakin mendekati lingkaran. Jika n = tak hingga, maka segi-n beraturan itu akan menjadi lingkaran. Keliling segi-n beraturan akan menjadi keliling lingkaran. Dua kali tinggi segitiga akan menjadi garis tengah atau diameter lingkaran. Oleh karena, perbandingan antara keliling dan diameter lingkaran adalah PI; maka kita dapat menyimpulkan.
limit n--&gt;tak hingga bagi n.Sin (180 derajat/n)/Cos (180 derajat/n) adalah PI.
.
Untuk jelasnya silakan saksikan gambar berikut ini.
.

.
Kita dapat mencoba memasukkan rumus diatas pada program Excel. Akan didapatkan hasil sebagai berikut. 
,
Unuk n = 4, nilainya adalah 4.
n = 5, nilainya adalah 3.63271264
n = 10, nilainya adalah 3.249196962
n = 20, nilainya adalah 3.167688806
n = 50, nilainya adalah 3.145733363
n = 100, nilainya adalah 3.142626604
n = 200, nilainya adalah 3.141851065
n = 500, nilainya adalah 3.141633996
n = 100.000, nilainya adalah 3.141592655
n = 1.000.000, nilainya adalah 3.141592654
.
Jadi jelas sekali, semakin besar nilai n, maka nilainya akan makin mendekati PI. Saat n tak hingga, maka nilainya adalah PI itu sendiri.
.
Jika kita menggunakan software matematika ZGrapher, maka hasilnya adalah sebagai berikut.
.

.
Demikianlah kita telah berupaya menentukan nilai PI dengan bantuan teorema limit.